Hari
Ketiga SHENZEN
Agenda kami hari ini adalah mengunjungi Shenzen, dan
merencanakan menginap semalam di Shenzen. Kami sempat googling untuk berkunjung
ke Shenzen, baik dengan ferry maupun dengan kereta api. Kami memilih naik
kereta api dan menurut saya, itu pilihan terbaik, karena mudah, cepat, dekat
dengan hotel kami menginap di shenze ,
dan kantor imigrasi untuk mengurus visa on arrival terletak satu
kompleks dengan stasiun kereta api. Ada
dua macam jenis kereta yang menghubungi Hongkong-Shenzen, yang satu kereta
eksekutif. Sangat mudah mengunjungi Shenzen dari Hong Kong
dengan Kereta Api. Dari MTR Station Sai Ying Pun, kami meminta penjelasan dari
customer service untuk memastikan rute kereta dari Hong Kong menuju Shenzen,
berikut update harga tiket untuk memastikan bahwa saldo di Octopus Card kami
mencukupi untuk pp Hongkong-Shenzen. Pada saat kami disana, tiket Hong Kong
–Shenzen sekitar HKD 31.
Tips: Perjalanan Hongkong -Shenzen dengan kereta api,
sangat mudah dan cepat. Tiket Hong kong-Shenzen maupun sebaliknya dengan kereta
api bisa dibayarkan dengan menggunakan octopus card. Pastikan saldo tiket
mencukupi untuk pp, sehingga di Shenzen tidak perlu membeli tiket atau mengisi
ulang Octopus tiket lagi.
Dari MTR Station Sai Ying Pun, kami diberi penjelasan sampai di Hung Hom Station atau
Kowloon Tong. Kereta ini berhenti di
ujung perbatasan Hong Kong yaitu Lo Wu (station Lo Wu masih terhitung di wilayah Hong
Kong). Perjalanan Hongkong Shenzen
dengan kereta api kurang lebih satu jam,
akhirnya kami pun sampai di Lowu Station. Sesampainya di
Lo Wu Station,
kami mengikuti
keramaian dengan asumsi semua orang yang turun di sini pasti mau ke Shenzhen. Dan asumsi itu ternyata benar. Di Lowu kami
melalui imigrasi yang akan memberi stempel exit imigrasi
Hong Kong. Selanjutnya kami mengikuti anak panah menuju
Shenzen. Cukup dengan berjalan kaki dari Lo Wu Station menuju Luo Hu Station
yang berada di wilayah Shenzen yang jaraknya tidak sampai satu kilo meter,
kami telah sampai di Shenzen. Kantor imigrasi China terletak di lantai dua Luo Hu Station (naik satu lantai), dimana para
visitor dapat memproses visa on arrival.
Tips: Perhatikan dua sebutan nama Station ini “Lo Wu” dan “Luo Hu”.
Sebenarnya dua nama ini menyebut station kereta yang sama, hanya saja beda cara
menyebutnya. Di station ini terdapat 2 border exit imigrasi, yaitu Lo Wu
(imigrasi Hong Kong) dan Luo Hu (imigrasi Shenzen. Dua border exit imigrasi ini
hanya dipisahkan beberapa meter saja, yang sangat mudah ditempuh dengan
berjalan kaki.
Sesampai di ruang pengurusan visa, kami mengambil nomor antrian, pada
hari itu tidak terlalu banyak orang yang mengantri. Kami bertemu dengan beberapa pengunjung yang
juga dari Indonesia dan sudah pernah mengunjungi Shenzen sebelumnya, sehingga
kami dipandu bagaimana cara aplikasi visa dan mengisi form aplikasinya. Selanjutnya
setelah nomor antrian dipanggil, kami menuju loket pertama untuk menyerahkan
passport dan difoto oleh petugas, baru dipanggil lagi untuk datang ke loket
pembayaran, dan setelah membayar, menunggu dipanggil jika sudah selesai
hasilnya. Total waktu sejak dipanggil di loket pertama sampai dengan
pengambilan visa di loket ketiga kurang lebih 30 menit. Biaya pembuatan visa on arrival tidak begitu saya ingat, kalau tidak salah sekitar
RMB 160-180 an per orang. Di Shenzen
menggunakan mata uang RMB atau Renminbi adalah mata uang China, dikenal juga
dengan China Yuan.
Meskipun di sebelah kantor imigrasi ada money changer, sebaiknya anda
sudah menyiapkan RMB secukupnya sejak dari Jakarta (waktu itu saya membawa
sekitar RMB 1500 dan itu sudah lebih dari cukup untuk kami bertiga menginap
sehari semalam di Shenzen plus biaya jalan-jalan ke Windows of the World dan
biaya beli oleh-oleh, tetapi jumlah ini diluar
biaya hotel). Dengan menyiapkan RMB sejak dari Indonesia, anda tidak perlu
repot-repot antri lagi di money changer,
selain itu di Shenzen tidak semua petugas dapat memahami bahasa Inggris dengan
baik.
Setelah pengurusan visa selesai, kami melanjutkan
perjalanan ke hotel yang jaraknya hanya beberapa meter saja dari Luo Hu Station
dan masih satu area. Cukup dengan berjalan kaki, kami sampai di Luo Hu Railway
Station Hotel di kawasan Commercial. Sebagai catatan, ada dua Railway Station
di kawasan ini, ada yang budget ada yang sedikit lebih mahal tetapi lebih
nyaman (yang terletak di kawasan Commercial). Sesuai advise dari teman kami
yang pernah berkunjung sebelumnya, kami memilih Railway Station Hotel yang terletak
di kawasan Commercial, dan pilihan ini sangat tepat. Dengan biaya hotel kurang
lebih Rp. 600 ribu per malam, kami mendapatkan kamar sekelas hotel berbintang 4
yang bersih, nyaman, sangat dekat dengan tempat penjualan makanan maupun
subway.
Salah
satu Amenities hotel: perhatikan tulisan versi Inggrisnya,
mana
yang bener foam bath atau bath foam??? hehehe
|
Kekurangan hotel ini hanya dua yaitu kurangnya staff
yang dapat berbahasa Inggris (kalaupun ada, bahasa Inggrisnya terdengar aneh
dan tidak jelas) selain itu, tidak semua karyawannya ramah (sama seperti di
Hong Kong yang jutek). Beruntung kami bertemu dengan seorang receptionist yang
menyambut kami sangat ramah meskipun dengan bahasa Inggris yang patah-patah.
Seperti halnya hotel di Hongkong, di
Shenzen kami juga diminta untuk menyediakan sejumlah uang sebagai deposit.
Deposit yang diminta saat itu adalah HKD 1000 atau RMB 800. Saya sudah
menyiapkan2 lembar uang HKD 500 sebagai deposit. Uang yang saya berikan dalam
kondisi sangat baik, tetapi ketika dikembalikan pada waktu check out, saya
mendapat uang yang kurang bagus kondisinya. Saya meminta tukar uang yang
kondisinya lebih baik, dengan susah payah saya menjelaskan kepada petugas hotel
bahwa saya menginginkan uang dengan kondisi yang lebih baik, akhirnya setelah
sekian lama menjelaskan saya berhasil menukar dengan 1 lembar HKD 1000.
Tips: Jika memungkinkan persiapkan uang Renminbi (RMB)
atau China Yuan sejak dari Indonesia sesuai budget perjalanan anda, termasuk
budget untuk berbelanja. Di Shenzen tidak mudah mencari money changer,
sekalipun ada tidak mudah berkomunikasi dengan penjual valas. Persiapkan juga
sejumlah uang HKD atau RMB untuk deposit hotel jika tidak ingin menggesek
dengan kartu kredit.
Ada dua tujuan kami ke Shenzen yaitu Windows of The
World dan Dong Men Shopping Street. Kami telah mengatur waktu sebagai berikut:
setiba di Shenzen kami mengunjungi Windows of The World dan esok paginya kami
baru ke Dong Men Street Market.
Windows of the World (WOW) Shenzen adalah miniatur atau
replika landmark terkenal dunia seperti Menara Pizza, Menara Eiffel, bahkan
candi Borobudur. Serasa keliling dunia
dalam waktu singkat, hehehhe….
Kami membeli tiket dari Luo Hu Station menuju Windows
of the World. Harga tiket metro atau subway sangat murah hanya RMB 2 per orang.
Tiket harus dibeli melalu mesin, tidak bisa di counter. Berbeda dengan Hongkong
yang petugasnya mudah ditanya dan sangat jelas memberi arahan, di Shenzen hal
itu tidak kami jumpai. Petugas yang ada di Shenzen menjawab seperlunya saja,
mungkin karena mereka tidak paham berbahasa Inggris, mungkin juga tidak biasa
bersikap ramah, entahlah. Sebenarnya ada petunjuk berbahasa Inggris tapi kami
harus pencet tombol-tombol untuk mencarinya, mengingat station subway sangat
padat, crowded dan berisik…. rasanya tidak memungkinkan kami berlama-lama di
depan mesin tiket. Ada juga panduan
memakai suara dalam bahasa Inggris, tapi mustahil bisa terdengar. Jadi, kami berusaha betul-betul
memperhatikan cara orang-orang yang sudah lebih dahulu membeli tiket. Pengalaman
kami ketika membeli tiket metro atau subway di Shenzen menuju Windows of the World
adalah antrian yang sangat padat, dan ketika sudah capai mengantri , ternyata
mesinnya rusak,.. kami celingak celinguk tidak mengerti, mengapa orang-orang
bubar dari antrian dan pindah ke tempat lain. Akhirnya, setelah bertanya sana
sini, baru kami jumpai seorang yang bisa sedikit berbahasa Inggris dan memberi
penjelasan bahwa mesin error dan kami
harus pindah antrian di mesin yang lain. Hal yang menyebalkan lainnya, di depan mesin,
sudah ada orang-orang yang menampung logam-logam kembalian dari pembelian
tiket, mereka para pengemis yang “rada-rada memaksa” orang-orang untuk
menyerahkan kembalian tiketnya kepada mereka. Jadi, para pembeli tiket seolah-olah
berebut dengan para pengemis untuk menyelamatkan uang kembalian mereka. Ya
ampun. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua nominal uang kertas bisa masuk ke
mesin. Jadi, sesuaikan uang yang kita gunakan untuk membeli tiket dengan
nominal yang bisa diterima oleh mesin.
Kami membeli tiket pp, namun kemudian kami diberi informasi bahwa tiket
untuk pulang hanya berlaku selama beberapa jam saja setelah dibeli. Tapi kami
pasrah, jika masih berlaku berarti masih rejeki, jika tidak kami akan membeli
lagi waktu pulang dengan konsekwensi harus mengantri lagi. Beruntung, hari itu kami masih bisa menggunakan tiket untuk pp meskipun sudah lewat dari jam yang ditentukan.
Tips: Persiapkan
uang untuk membeli tiket subway dan bersiaplah dengan antrian yang panjang.
Jika membeli tiket pp, maka tiket untuk kembali dibatasi jamnya (kurang lebih 2
jam sejak pembelian).
Sesampai di Windows of The World hari menjelang sore,
sehingga harga tiket lebih murah (hanya 60 RMB per orang), kami tidak bisa
leluasa melihat keseluruhan replika, karena sudah mulai gelap. Disarankan
datang ke WOW lebih pagi, saat matahari belum terbenam, sehingga dapat
melihat-lihat dengan lebih puas dan mengambil angle foto-foto lebih cantik. Kami datang saat malam minggu,
sehingga pengunjung sangat ramai, kami disuguhi pertunjukan kolosal yang sangat
indah, mempertontonkan tarian-tarian khas berbagai negara di seluruh dunia.
Ada “Eiffel Tower” di Shenzen |
Puas
keliling WOW, kami kembali ke hotel dan beruntung tiket subway untuk kembali
masih berlaku. Malam itu kami tertidur pulas di hotel Railway Station
Commercial Shenzen yang nyaman.
No comments:
Post a Comment