Tuesday, February 23, 2016

4. TIPS DAN SHARING PENGALAMAN JALAN-JALAN KELUARGA KE HONG KONG, SHENZEN MACAU (HARI KETIGA KE SHENZEN)



Hari Ketiga SHENZEN

Agenda kami hari ini adalah mengunjungi Shenzen, dan merencanakan menginap semalam di Shenzen. Kami sempat googling untuk berkunjung ke Shenzen, baik dengan ferry maupun dengan kereta api. Kami memilih naik kereta api dan menurut saya, itu pilihan terbaik, karena mudah, cepat, dekat dengan hotel kami menginap di shenze ,  dan kantor imigrasi untuk mengurus visa on arrival terletak satu kompleks dengan stasiun kereta api.  Ada dua macam jenis kereta yang menghubungi Hongkong-Shenzen, yang satu kereta eksekutif.  Sangat mudah mengunjungi Shenzen dari Hong Kong dengan Kereta Api. Dari MTR Station Sai Ying Pun, kami meminta penjelasan dari customer service untuk memastikan rute kereta dari Hong Kong menuju Shenzen, berikut update harga tiket untuk memastikan bahwa saldo di Octopus Card kami mencukupi untuk pp Hongkong-Shenzen. Pada saat kami disana, tiket Hong Kong –Shenzen sekitar HKD 31.
Tips: Perjalanan Hongkong -Shenzen dengan kereta api, sangat mudah dan cepat. Tiket Hong kong-Shenzen maupun sebaliknya dengan kereta api bisa dibayarkan dengan menggunakan octopus card. Pastikan saldo tiket mencukupi untuk pp, sehingga di Shenzen tidak perlu membeli tiket atau mengisi ulang Octopus tiket lagi.  

Dari MTR Station Sai Ying Pun, kami diberi penjelasan sampai di Hung Hom Station atau Kowloon Tong. Kereta ini berhenti di ujung perbatasan Hong Kong yaitu Lo Wu (station Lo Wu masih terhitung di wilayah Hong Kong). Perjalanan  Hongkong Shenzen dengan kereta api kurang lebih  satu jam, akhirnya kami pun sampai di Lowu Station. Sesampainya di Lo Wu Station, kami mengikuti keramaian dengan asumsi semua orang yang turun di sini pasti mau ke Shenzhen. Dan asumsi itu ternyata benar. Di Lowu kami melalui imigrasi yang akan memberi stempel exit imigrasi Hong Kong.  Selanjutnya kami mengikuti anak panah menuju Shenzen. Cukup dengan berjalan kaki dari  Lo Wu Station  menuju Luo Hu Station yang berada di wilayah Shenzen  yang jaraknya tidak sampai satu kilo meter, kami telah sampai di Shenzen. Kantor  imigrasi China terletak di lantai dua Luo Hu Station (naik satu lantai), dimana para visitor dapat memproses visa on arrival. 

Tips: Perhatikan dua sebutan nama Station ini “Lo Wu” dan “Luo Hu”. Sebenarnya dua nama ini menyebut station kereta yang sama, hanya saja beda cara menyebutnya. Di station ini terdapat 2 border exit imigrasi, yaitu Lo Wu (imigrasi Hong Kong) dan Luo Hu (imigrasi Shenzen. Dua border exit imigrasi ini hanya dipisahkan beberapa meter saja, yang sangat mudah ditempuh dengan berjalan kaki.  

Sesampai di ruang pengurusan visa, kami mengambil nomor antrian, pada hari itu tidak terlalu banyak orang yang mengantri. Kami bertemu dengan beberapa pengunjung yang juga dari Indonesia dan sudah pernah mengunjungi Shenzen sebelumnya, sehingga kami dipandu bagaimana cara aplikasi visa dan mengisi form aplikasinya. Selanjutnya setelah nomor antrian dipanggil, kami menuju loket pertama untuk menyerahkan passport dan difoto oleh petugas, baru dipanggil lagi untuk datang ke loket pembayaran, dan setelah membayar, menunggu dipanggil jika sudah selesai hasilnya. Total waktu sejak dipanggil di loket pertama sampai dengan pengambilan visa di loket ketiga kurang lebih 30 menit.   Biaya pembuatan visa on arrival tidak begitu saya ingat, kalau tidak salah sekitar RMB 160-180 an per orang.  Di Shenzen menggunakan mata uang RMB atau Renminbi adalah mata uang China, dikenal juga dengan China Yuan.
Meskipun di sebelah kantor imigrasi ada money changer, sebaiknya anda sudah menyiapkan RMB secukupnya sejak dari Jakarta (waktu itu saya membawa sekitar RMB 1500 dan itu sudah lebih dari cukup untuk kami bertiga menginap sehari semalam di Shenzen plus biaya jalan-jalan ke Windows of the World dan biaya beli oleh-oleh, tetapi jumlah ini  diluar biaya hotel). Dengan menyiapkan RMB sejak dari Indonesia, anda tidak perlu repot-repot antri lagi di money changer, selain itu di Shenzen tidak semua petugas dapat memahami bahasa Inggris dengan baik. 

Setelah pengurusan visa selesai, kami melanjutkan perjalanan ke hotel yang jaraknya hanya beberapa meter saja dari Luo Hu Station dan masih satu area. Cukup dengan berjalan kaki, kami sampai di Luo Hu Railway Station Hotel di kawasan Commercial. Sebagai catatan, ada dua Railway Station di kawasan ini, ada yang budget ada yang sedikit lebih mahal tetapi lebih nyaman (yang terletak di kawasan Commercial). Sesuai advise dari teman kami yang pernah berkunjung sebelumnya, kami memilih Railway Station Hotel yang terletak di kawasan Commercial, dan pilihan ini sangat tepat. Dengan biaya hotel kurang lebih Rp. 600 ribu per malam, kami mendapatkan kamar sekelas hotel berbintang 4 yang bersih, nyaman, sangat dekat dengan tempat penjualan makanan maupun subway. 

Salah satu Amenities hotel: perhatikan tulisan versi Inggrisnya,
mana yang bener foam bath atau bath foam??? hehehe

Kekurangan hotel ini hanya dua yaitu kurangnya staff yang dapat berbahasa Inggris (kalaupun ada, bahasa Inggrisnya terdengar aneh dan tidak jelas) selain itu, tidak semua karyawannya ramah (sama seperti di Hong Kong yang jutek). Beruntung kami bertemu dengan seorang receptionist yang menyambut kami sangat ramah meskipun dengan bahasa Inggris yang patah-patah. Seperti halnya  hotel di Hongkong, di Shenzen kami juga diminta untuk menyediakan sejumlah uang sebagai deposit. Deposit yang diminta saat itu adalah HKD 1000 atau RMB 800. Saya sudah menyiapkan2 lembar uang HKD 500 sebagai deposit. Uang yang saya berikan dalam kondisi sangat baik, tetapi ketika dikembalikan pada waktu check out, saya mendapat uang yang kurang bagus kondisinya. Saya meminta tukar uang yang kondisinya lebih baik, dengan susah payah saya menjelaskan kepada petugas hotel bahwa saya menginginkan uang dengan kondisi yang lebih baik, akhirnya setelah sekian lama menjelaskan saya berhasil menukar dengan 1 lembar HKD 1000.
Tips: Jika memungkinkan persiapkan uang Renminbi (RMB) atau China Yuan sejak dari Indonesia sesuai budget perjalanan anda, termasuk budget untuk berbelanja. Di Shenzen tidak mudah mencari money changer, sekalipun ada tidak mudah berkomunikasi dengan penjual valas. Persiapkan juga sejumlah uang HKD atau RMB untuk deposit hotel jika tidak ingin menggesek dengan kartu kredit. 

 Ada dua tujuan kami ke Shenzen yaitu Windows of The World dan Dong Men Shopping Street. Kami telah mengatur waktu sebagai berikut: setiba di Shenzen kami mengunjungi Windows of The World dan esok paginya kami baru ke Dong Men Street Market.
Windows of the World (WOW) Shenzen adalah miniatur atau replika landmark terkenal dunia seperti Menara Pizza, Menara Eiffel, bahkan candi Borobudur.  Serasa keliling dunia dalam waktu singkat, hehehhe….

Kami membeli tiket dari Luo Hu Station menuju Windows of the World. Harga tiket metro atau subway sangat murah hanya RMB 2 per orang. Tiket harus dibeli melalu mesin, tidak bisa di counter. Berbeda dengan Hongkong yang petugasnya mudah ditanya dan sangat jelas memberi arahan, di Shenzen hal itu tidak kami jumpai. Petugas yang ada di Shenzen menjawab seperlunya saja, mungkin karena mereka tidak paham berbahasa Inggris, mungkin juga tidak biasa bersikap ramah, entahlah. Sebenarnya ada petunjuk berbahasa Inggris tapi kami harus pencet tombol-tombol untuk mencarinya, mengingat station subway sangat padat, crowded dan berisik…. rasanya tidak memungkinkan kami berlama-lama di depan mesin tiket.  Ada juga panduan memakai suara dalam bahasa Inggris, tapi mustahil bisa terdengar. Jadi, kami berusaha betul-betul memperhatikan cara orang-orang yang sudah lebih dahulu membeli tiket. Pengalaman kami ketika membeli tiket metro atau  subway di Shenzen menuju Windows of the World adalah antrian yang sangat padat, dan ketika sudah capai mengantri , ternyata mesinnya rusak,.. kami celingak celinguk tidak mengerti, mengapa orang-orang bubar dari antrian dan pindah ke tempat lain. Akhirnya, setelah bertanya sana sini, baru kami jumpai seorang yang bisa sedikit berbahasa Inggris dan memberi penjelasan bahwa mesin error dan kami harus pindah antrian di mesin yang lain.  Hal yang menyebalkan lainnya, di depan mesin, sudah ada orang-orang yang menampung logam-logam kembalian dari pembelian tiket, mereka para pengemis yang “rada-rada memaksa” orang-orang untuk menyerahkan kembalian tiketnya kepada mereka. Jadi, para pembeli tiket seolah-olah berebut dengan para pengemis untuk menyelamatkan uang kembalian mereka. Ya ampun. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua nominal uang kertas bisa masuk ke mesin. Jadi, sesuaikan uang yang kita gunakan untuk membeli tiket dengan nominal yang bisa diterima oleh mesin.  Kami membeli tiket pp, namun kemudian kami diberi informasi bahwa tiket untuk pulang hanya berlaku selama beberapa jam saja setelah dibeli. Tapi kami pasrah, jika masih berlaku berarti masih rejeki, jika tidak kami akan membeli lagi waktu pulang dengan konsekwensi harus mengantri lagi. Beruntung, hari itu kami masih bisa menggunakan tiket untuk pp meskipun sudah lewat dari jam yang ditentukan.
Tips: Persiapkan uang untuk membeli tiket subway dan bersiaplah dengan antrian yang panjang. Jika membeli tiket pp, maka tiket untuk kembali dibatasi jamnya (kurang lebih 2 jam sejak pembelian).  

Sesampai di Windows of The World hari menjelang sore, sehingga harga tiket lebih murah (hanya 60 RMB per orang), kami tidak bisa leluasa melihat keseluruhan replika, karena sudah mulai gelap. Disarankan datang ke WOW lebih pagi, saat matahari belum terbenam, sehingga dapat melihat-lihat dengan lebih puas dan mengambil angle foto-foto lebih cantik. Kami datang saat malam minggu, sehingga pengunjung sangat ramai, kami disuguhi pertunjukan kolosal yang sangat indah, mempertontonkan tarian-tarian khas berbagai negara di seluruh dunia. 


Ada “Eiffel Tower” di Shenzen

Puas keliling WOW, kami kembali ke hotel dan beruntung tiket subway untuk kembali masih berlaku. Malam itu kami tertidur pulas di hotel Railway Station Commercial Shenzen yang nyaman.

No comments:

Post a Comment