Selanjutnya, kami memilih Taksi sebagai transportasi
dari Airport menuju hotel dengan pertimbangan: (1) bawa anak kecil (2) bawa
bagasi. Taksi di Hong Kong bertarif
lumayan mahal kalau dibandingkan transportasi lain… tapi sekali lagi
pertimbangan membawa anak menurut saya membuat pilihan naik taksi menjadi lebih
“worth it” dibandingkan dengan transportasi lainnya. Kalau anak sudah gede,
boleh lah naik transportasi umum, ….Seperti negara-negara maju pada umumnya,
antrian taksi di Hongkong terlihat rapi. Yang perlu diperhatikan adalah tipe
taksi di Hong Kong, ada 3 warna taksi yang berbeda-beda setiap warnanya
mengindikasikan daerah-daerah tertentu. Ada juga taksi yang dibuat khusus untuk
penumpang yang membutuhkan perhatian khusus. Namun demikian, semua tipe taksi
bisa digunakan untuk perjalanan dari dan ke Hong Kong International Airport dan
juga Hong Kong Disneyland.
Ding-ding Tram, sayang kami tidak sempat naik |
Pada umumnya taksi di Hong Kong dapat di-stop di
pinggir-pinggir jalan cukup dengan “lai tang” ini bahasa cantonese ala gue….
artinya melambaikan tangan hahahaha…..Tapi, di tempat-tempat tertentu seperti
di airport, atau di terminal ferry atau ditempat-tempat lainnya yang
menggunakan jalur antrian taksi, harus diperhatikan jalur yang tepat sesuai
tujuan. Jangan sampai sudah lama antri, ternyata keliru jalurnya. Harus ulang
antri lagi di jalur yang sesuai, ampun dah…. (Penulis mengalami kejadian ini
seusai pulang dari Macau menuju Hotel di Hong Kong.. hikhikhik)
Tips: Perhatikan
bahwa ada banyak tipe taksi di Hongkong. Jika mengantri taksi, perhatikan
baik-baik jalurnya dan tipe taksinya,
jangan sampai keliru jalur antrian.
Taksi merah beroperasi melewati seluruh Hong Kong,
kecuali jalan Tung Chung di Pulau Lantau dan seluruh sisi selatan Pulau Lantau.
Sedangkan taksi hijau hanya melayani di wilayah new territories.
Jadi, setelah kita keluar dari
Airport menuju pangkalan taksi, langsung terbagi dua jalur antrian, taksi merah
di sebelah kiri dan taksi hijau di sebelah kanan. Sebelum memilih taksi yang
akan digunakan sebaiknya anda mencek terlebih dahulu daerah tujuan atau
bertanya ke petugas informasi di counter informasi yang banyak terdapat di Airport (di dekat pangkalan taksi pun ada
banyak petugas yang standby). Hanya saja, lafal berbahasa Inggris mereka
kadang-kadang sangat khas “Hongkong” atau “Chinese” sehingga untuk memahaminya
kita perlu waktu sejenak untuk berpikir, maksudnya dia apa ya?? Hehehehe…
Bisa juga sebelumnya anda mengirim
email kepada pihak hotel tujuan kita menginap di Hongkong, untuk menanyakan rekomendasi
transportasi terbaik apa yang bisa digunakan untuk menuju hotel. Sesuai
informasi yang kami peroleh dari website booking.com, terdapat petunjuk bahwa ada
free hotel shuttle bus service yang
siap mengantar secara gratis ke hotel-hotel tertentu, tapi lagi-lagi membawa
anak dan bagasi, pilihan transportasi ini tidak kami ambil.
Info taksi warna merah |
Ongkos taksi
dari Airport menuju ke hotel Best Western Harbour View di Kawasan “wa lai hoi
king” (nulisnya bener gak ya? J) adalah HKD 320. Saat itu
(juli 2015) rate nya 1 HKD = Rp. 1750,- Oya,
ada beberapa hotel Best Western di Hong Kong, sehingga penting sekali memprint out alamat hotel dalam english
version maupun chinese version, jangan sampai salah alamat, karena tidak semua
pengemudi taksi memahami bahasa inggris, bahkan tulisan berbahasa inggrispun
mereka tidak bisa baca.
Tips: Bawa print out, gambar atau foto nama, alamat
lengkap dan map hotel dalam dua bahasa: Inggris dan Chinese.
Kurang lebih 45 menit dari Airport, kami tiba di Hotel
Best Western Harbour View Hotel. Kami memilih hotel ini karena berdasarkan
review dari Trip Advisor letaknya dekat dengan MTR Station (Sai Ying Pun MTR
Station) dan mudah mencari groceries store. Selain itu, pemandangan harbour
jadi nilai plus.
Hotel ini memiliki Ground Lobby dan 5th
Floor Lobby, receptionist ada di 5th Floor Lobby. Kami disambut oleh front desk di 5th
Floor Lobby yang gayanya persis seperti customer service di Airport: tidak
ramah, bicara cepat dan to the point, langsung menagih deposit. Dan karena
sudah membaca dari berbagai sumber tentang mahalnya hotel di HK, kami tidak
kaget lagi dengan harga yang kami bayar untuk kamar yang kecil. Kalau
dibandingkan dengan hotel di Indonesia yang jauh lebih nyaman… hotel yang kami
tempati ini kagak ada apa apanya, hotel dengan harga bintang 4, tetapi kenyamanannya
hanya setara dengan budget hotel.
Pemandangan harbour yang disuguhkan pun ternyata hanya sebagian saja,
sebagian lainnya tertutup oleh gedung-gedung tinggi di sekelilingnya.
Setelah meletakkan barang-barang di Best Western
Harbour View Hotel kami siap langsung belanja di pusat belanja ladies market
yang terletak dekat dengan Mongkok
Station. Untuk mencapai kawasan ini kami sebelumnya sudah melakukan googling map supaya waktu efektif dan
tidak nyasar.
Setelah
mempelajari peta dan jalur MTR sampailah kami ke Ladies Market di Hong Kong
yang merupakan salah satu tempat belanja souvenir dan oleh-oleh. Ladies Market
buka sejak pukul 12.00 siang hingga 11.00 malam. Konon, kalau kita menjadi
pelanggan yang pertama belanja pada hari itu, kita dianggap membawa rejeki
sehingga harga-harga menjadi supermurah.
Di
Ladies Market barang-barang harus kita tawar, kalau kita jago nawar, bisa
diskon 75%..... Waktu kami mencoba nawar di penjual nenek-nenek yang sudah tua,
ampun dah juteknya…. Sedangkan penjual wanita yang masih muda cenderung lebih
ramah dan lebih mudah ditawar, sedikit-sedikit dia juga bisa berbahasa Inggris.
Tips: Dari
lapak-lapak yang berderet di sepanjang jalan Ladies Market, lapak yang letaknya
semakin jauh dari Mong Kok Station, harga barang biasanya bisa ditawar lebih
murah. Jangan kaget kalau ketemu penjual yang jutek, galak dan ngomel-ngomelin
kita dengan sumpah serapahnya….
Sebenarnya
Ladies Market bukan satu-satunya tempat belanja, ada beberapa tempat lain seperti
misalnya Temple Street. Menurut informasi dari seorang teman, temple street
market lebih murah daripada ladies market, hanya saja barang-barangnya tidak
sebanyak variasi di ladies market. Tapi saya sendiri tidak ke temple street
market, karena waktu terbatas. Setelah membeli oleh-oleh dan souvenier antara
lain USB lucu-lucu dan magnet, dengan harga kisaran HKD10-20 per pcs (menurut
temanku masih kemalahan, harusnya masih bisa
ditawar HKD 5-10 per pcs), kami pun kembali ke hotel naik MTR.
No comments:
Post a Comment